adik-adik sekolah minggu

adik-adik sekolah minggu

Monday 9 May 2011

Menggambar Dan Mewarnai

Beranjali __/\__ Namo Buddhaya,
Selamat pagi adik-adik, wah ceria-ceria ya hari ini. Ada apa gerangan? Yup! Betul sebenatar lagi kita akan merayakan hari raya umat Buddha yaitu waisak yeyeyeyeye....
Minggu ini kita akan belajar menggambar dan mewarnai yang akan dipandu oleh kak Joti :) Horee... Adik-adik sudah gak sabar ya. Karena beberapa waktu yang lalu kita sudah berekreasi ke kebun binatang maka tema menggambarnya adalah berhubungan dengan Hewan. Yah, semua sudah mempersiapkan buku gambar, pensil dan crayonnya. Kegiatan pun dimulai dipandu oleh Kak Joti dan Kak Lani.








Setelah selesai kegiatan menggambar dan mewarnai, dik Cinta membagikan bingkisan. Ternyata tanggal 9 mei Cinta ulang tahun yey... Kami semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan Cinta membagikan bingkisannya. Demikian sharingnya ^_^ Adik-adik jangan lupa ya persiapkan diri untuk mengikuti lomba waisak di wihara Karuna Mukti, info selanjutnya menyusul. Kami juga menerima sumbangan materi nih untuk kelancaran lomba ini, jika ada yang berniat baik silakan menghubungi Lani di 0878 441 78 779. Lomba terdiri dari pembacaan paritta Aradhana Dhammadesana, menyanyi lagu malam suci waisak, mewarnai dan menjawab soal-soal yang berhubungan dengan agama Buddha.

Love and Smile, Tosh!

Beranjali __/\__ Namo Buddhaya.

Rupang Buddha


PENDAPAT INTELEKTUAL MENGENAI RUPANG BUDDHA

Oleh : Ci Cik Jiaw

Pendit Nehru (mantan perdana mentri India) :
“matanya tertutup, tapi ada sesuatu kekuatan spiritual yang keluar dari matanya dan energi vital memenuhi strukturnya. Banyak jaman bergulir, dan nampaknya Sang Buddha tidak pergi terlalu jauh; suaranya berisik di telinga kita dan memberitahu kita supaya jangan lari dari perjuangan tetapi menghadapinya dengan pandangan tenang, dan melihat peluang-peluang besar dalam hidup untuk terus berkembang dan maju.”

Nehru juga pernah berkata:
“Semasa saya di penjara, saya senantiasa memikirkan tentang rupang (gambar/patung) Buddha yang merupakan sumber inspirasi bagi saya.”

General Ian Hamilton.
Semasa perang Dunia II, general Ian Hamilton menemukan sebuah rupang Buddha didalam sebuah reruntuhan wihara di Burma. Ia mengirim rupang tersebut ke wiston churchill pada waktu itu menjadi perdana mentri Inggris dengan satu pesan :
“Ketika Anda khawatir, lihatlah rupang yang wajahnya begitu tenang dan tersenyumlah pada kekhawatiran Anda.”

Count Keyserling, seorang filosof berkata:
“Saya tidak mengetahui hal lain yang lebih agung di dunia ini selain dari figur seorang Buddha; yang merupakan suatu penjelmaan spiritual yang sungguh sempurna didalam hidup nyata (visible damain)

Sarjana lain berkata;
“Rupang Buddha yang kita lihat merupakan suatu simbol yang mewakili kualitas. Pujian dan penghormatan kepada Sang Buddha tidak lain merupakan simbol penghargaan atas keagungan dan kebahagiaan yang kita temui melalui AjaranNya.

Anatol France, didalam Autobiografinya:
Di awal bulan Mei, 1980. kesempatan membawaku untuk mengunjungi sebuah museum di Paris. Di sana berdiri dewa-dewa Asia dalam kesunyian dan kesederhanaan, pandanganku jatuh pada patung Sang Buddha yang memberi isyarat kepada penderitaan manusia untuk mengembangkan pemahaman dan belas kasih. Jika ada Tuhan yang pernah berjalan diatas muka bumi ini, saya merasakan Beliaulah (Buddha) orangnya. Saya merasa seperti berlutut dan berdoa kepadanya seperti kepada Tuhan.

Mr. Ouspensky, seorang penulis barat lainnya mengekspresikan rupang Buddha yang ia temukan di Srilangka:
“Rupang Buddha ini merupakan suatu bagian seni yang sungguh istimewa. Saya tidak mengetahui hasil karya seni lainnya yang sejajar dengan rupang Buddha dengan mata dari batu safir, dimana sepengetahuan saya tidak ada karya seni yang mengekspresikan dengan sempurna idea suatu agama seperti wajah rupang Buddha yang mengekspresikan ide Buddhisme.” Selanjutnya ia berkata, “Tidak perlu membaca banyak buku tentang Buddhisme atau berjalan bersama para profesor yang mempelajarai agama-agama timur, atau belajar bersama para Bhikkhu. Seseorang harus datang kesini, berdiri dihadapan rupang Buddha ini dan biarkan pancaran (Buddha) mata birunya menembus kehidupannya, dan dia akan memahami apa itu Buddhisme.

Diambil dari : Buku “Are Buddhist Idol-Worshippers?”
                       Oleh : Ven. K. Sri Dhammananda
Diterjemahkan oleh : Bhagavant.com